Aneh ?

Tidak sedikit kawan yang bilang kalau aku ini aneh. Maka aku coba bertanya, “menurutmu aku dimana anehnya?”

U : ”Siapa yg bilang kamu aneh?”. Ah, aku lupa kalau si X mungkin juga termasuk orang aneh, makanya tidak menyadari keanehanku.

V : “Kok tiba-tiba tanya ginian? Ni udah aneh. Hehe”. Bener juga si Y.

W : “Aneh dari cara berpikir mungkin”.

X : “Menurutku, Ridwan tu ‘beda’ aja..”

Y : “Perspektif orang memandang ken beda-beda, tergantung dia lihat aneh darimana..”

Z : “Kamu baik-baik saja kan, Wan ?”

Jawabannya macem-macem. Ada yang nggak nyambung, ada yang njawab dengan aneh, ada yang normatif, ada yang melegakan. Namun, setidaknya ada yang memberi jawaban nyambung. Dia bilang aku aneh dalam cara berpikir.

Aku punya kawan yang juga aneh. Ketika orang tidur di kasur, dia memilih tidur di ruang tamu, atau di lantai. Ketika ditanya, jawabannya sering tidak nyambung. Ada juga, ketika rapat dia malah membaca Al Quran. Ada yang pandai mengolah apa saja menjadi bahan untuk ketawa, dll.

Itu bukan aneh namanya, tapi Unik. Bukan! Itu namanya menyimpang. Haha, itu gila namanya!

Lalu apa bedanya aneh, unik, beda, menyimpang, dan juga gila? Apa kemudian dari makna konotasi nya? Atau dari kualitas keanehannya? Ataukah dari tinjauan logika? Entahlah, mungkin kau bisa bantu menjawabku.

Namun yang jelas, ada kesamaan dari kata-kata itu semua, yaitu : Beda dari kebanyakan orang lain. Bisa jadi aku dianggap aneh di sini, tapi dianggap biasa saja di sana. Bisa saja aku dianggap gila ketika berbaur bersama kelompok A, tapi dianggap biasa saja ketika bergaul bersama kelompok B.

So, alangkah baiknya jika kita mampu melihat kondisi dan menkondisikan diri kita. Kita dianggap aneh nggak ya di sini ? Dan juga jangan cepet memberi cap : Dia orang aneh, tanpa melihat kondisi, latar belakang, dan karakter si dia.

Jadi bunglon dong?

Ya nggak juga. Jadi begini, sesuatu yang sudah menjadi karakter, akan susah dihilangkan. Sesuatu yang sudah menjadi prinsip, tidak akan mudah untuk digoyahkan. Sesuatu yang dianggapnya kebenaran pasti akan diperjuangkan, meski orang-orang menganggap aneh.

Aku jadi teringat, Rosul pernah mengatakan yang intinya adalah bahwa agama ini datang dengan asing atau dianggap aneh, dan kelak suatu ketika juga akan dianggap asing atau aneh. Wow, bahkan orang yang menjalankan agama dengan baik juga akan dianggap aneh.

Di zaman edan ini, orang jujur bisa dianggap aneh, Pak. Namun, orang berbuat curang dianggap wajar. Ah, sepertinya aku tidak perlu memberi contoh karena saking begitu banyaknya. So, menurutku jika yang kau pegang adalah suatu kebenaran dari langit atau kebenaran yang universal, maka lakukanlah meski orang-orang menanggapmu aneh.

Kembali ke laptop ! Tentang keanehanku.

Sebenarnya aku sendiri tidak mempermasalahkan dengan sebutan aneh yang disematkan oleh beberapa kawan kepadaku. Mengapa? Karena, menurutku keanehanku masih dalam jalan yang benar. Aku cuma mencoba bermanuver di jalan itu, meski mungkin kadang mblandang keluar jalur, untung saja ada kawan yang mengingatkan.

So, jangan khawatir kalau hanya disebut aneh, selama keanehanmu bisa dipertanggungjawabkan. Hai, Ingat boy, orang-orang keren yang terlahir di dunia ini dan namanya tercatat dalam sejarah pernah dianggap sebagai orang aneh oleh lingkungannya, bahkan dibilang gila.

Mereka berpikir dan bertindak out of the box. Sultan Mahmed Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel misalkan, gila aja membawa kapal-kapal besarnya melewati daratan dengan membabat hutan terlebih dahulu. Atau Galilleo yang sampai berhadapan dengan ancaman hukuman mati karena pemikirannya yang aneh.

So, mohon maaf kalau mungkin Anda melihatku sebagai orang aneh. Jangan sungkan-sungkan untuk mengingatkan kalau anehku keblabasan. Aneh yang membabi buta, menabrak kebenaran yang hakiki, kebenaran dari Tuhan. Misalkan seperti pemikiran orang-orang JIL.

Selamat menjadi kawan orang aneh. Semoga tidak ikut-ikutan aneh. Atau jangan-jangan maqam keanehanmu lebih tinggi dari aku?. O iya, sesama orang aneh dilarang saling mendahului. Hidup orang aneh!.

-,-a. Dasar aneh !!

Yogya, 11 Des 2011 , 00.59
Malam Gerhana